Pesan untuk para pendidik (kisah Syaikhona Kholil dan anak pencandu gula)
.
![]() |
Laora Ismael Amin Kholil |
.
Suatu hari seorang bapak sowan ke kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan dengan membawa anaknya yang masih kecil. .
.
“ Kiai.. anak saya ini punya kebiasaan buruk, setiap hari dia makan gula dan manisan diluar batas kewajaran. Sudah saya nasehati berkali-kali tapi tak ada hasil, saya takut anak saya ini akan terkena banyak penyakit karena kebiasaannya ini. Jadi saya datang kesini dengan maksut meminta doa atau amalan yang bisa merubah kebiasaan buruk anak saya ini “ curhat sang bapak kepada Syaikhona .
.
Alih-alih mendoakan dan memberi amalan, Syaikhona justru bertanya balik : .
.
“ pak sampean tiap harinya minum teh atau kopi ? “
.
.
“ iya kiai.. “ .
.
“ sampean kalo minum teh atau kopi dicampur gula atau tidak ? “ .
.
“ iya kiai.. “ .
.
“ hmmm ya sudah.. sekarang sampai pulang.. seminggu lagi kembali lagi kesini “ .
.
seminggu kemudian bapak itu sowan lagi membawa anaknya sesuai perintah Syaikhona. Sesampainya disana Syaikhona menasehati sang anak : .
.
“ nak.. berhenti makan gula ya.. “ .
.
Masyallah tabarakallah.. mulai saat itu si anak berhenti total mengkonsumsi permen dan manisan. Sang bapak tentu senang bukan main, tapi ia masih bertanya-tanya : “ jika memang Syaikhona Kholil adalah seorang wali besar yang doanya mustajab dan ucapannya di dengar, mengapa beliau masih meminta waktu seminggu ? Mengapa beliau tidak langsung menasehati anaknya saat itu juga ? “ .
.
Ia akhirnya sowan lagi ke kediaman Syaikhona untuk berterima kasih sekaligus menghilangkan rasa penasarannya. .
.
“ Kiai.. Alhamdulilah anak saya sekarang sudah berhenti mengkonsumsi manisan. Tapi mohon maaf kiai.. mengapa kiai masih meminta waktu satu minggu ? “ .
begini pak... Jawab Syaikhana. "sampen ini menasehati anaknya untuk berhenti makan gula, sedangkan sampen sendiri setiap hari minum teh atau kopi itu di campur gula kan? maka dari itu nasehat sampean tidak bermanfaat karena bapak memerintahkan sesuatu yang bapak sendiri tidak melakukanya... sedangkan saya ketika ingin menasehati anak sampean untuk berhenti maka gula saya merasa tidak pantas, akhirnya saya meminta waktu satu minggu, dalam waktu itu saya berpuasa tidak makan gula".
siidil Habib Umar seringkali menekankan bahwa jika kita ingin menyebarkan suatu kebaikan maka wujudkanlah sunnah-sunnah itu diantara kalian terlebih dahulu...".
ditulis oleh
Laora Ismael Amin Kholil, 17 juni 2020
sumber dari instagram-ismaelalkholilie
Post a Comment
Silahkan komentar dengan bahasa yang baik dan benar